Tuesday, October 16, 2018

Nararya Sangramawijaya


Dan imaji tentang kemegahan serta keelokan mu tak juga murca dalam pikiranku

Seolah dipatri ke dinding-dinding dalam kepalaku, 

Sapak tempuhmu yang penuh liku

Namun tak kunjung padam wibawa dan kearifanmu

Meski tak terpisah samudera, 

Kita terpisah jarak yang hanya cahaya kartika di langit yang mampu menandai

Kalau kubisa… ingin kusebrangi batasan dimensi waktu

'Tuk berjumpa dengan sosokmu

Mendengar sapamu yang hangat 

Bak sinar mentari yang menyembul dari balik Mahameru

Menyimak parasmu yang kerap larut dalam pemikiranmu 

Yang menerawang melampaui langkah-langkah masa

Menyaksikan kegagahan dan keberanianmu 

Membela idealisme negeri yang senantiasa kau dekap dalam relung sanubarimu

Kau, yang telah menjadi penanda kelahiran suatu jaman besar di untaian sejarah di khatulistiwa

Kini membeku di balik puing-puing candi dan arca mu

Seolah kehidupan yang pernah kau sentuh tak pernah menggariskan makna dan arti…

Hanya goresan-goresan buram pada lempeng-lempeng batu dan lembaran serat dedaunan 

Yang menyimpan bukti-bukti kejayaan dan keharuman namamu…

Yang kemudian membuatku bagai tersihir, 

Mencari dan mencari… jejak dan bayanganmu yang tersisa, 

'Tuk kugenggam dan kujadikan prasasti,

Tuk mengingatkanku akan para insan 

Yang dituntun oleh garis takdir 

Menjadi contoh panutan bagi jiwa yang haus, 

Yang merindukan kekalahan para lalim di tangan kebajikan...

No comments:

Post a Comment