Sunday, November 26, 2017

Rainy Monday


Ketaatan iman…
Begitu kata Romo di misa Hari Raya Kristus Raja Sabtu sore yang lalu.
Sambil terkantuk-kantuk karena fisik yang agak capek setelah seharian aktivitas, suara romo yang tenang dan adem masuk ke telinga gue dan somehow bikin gue tergugah buat merhatiin lebih cermat.
Akal budi saja tidak akan cukup…
Kenapa?
Semua manusia punya akal budi dan pengetahuan. Akal budi membuat manusia bertengkar dan berselisih, demi mempertahankan kebenaran masing-masing, yang seringkali memang sama-sama benar.
Aha! So true romo… kata gue dalam hati…
Ketaatan iman. Kata-kata itu mulai masuk lebih dalam… into my soul, and my spirit.
Jadi apa maksudnya ketaatan iman?
Agak bergerak lebih jauh dari isi homili romo, gue mau sedikit membagi pendapat gue soal yang satu ini.
Ketaatan iman, ngga begitu aja dateng ke setiap orang beragama. In fact, sepertinya ini bisa ngga ada hubungannya sama agama seseorang.
Ketaatan iman, berasal dari Dia, yang kita panggil Tuhan. The Eternal One. The Supreme Power. Causa Prima. Or whatever others may call Him.
Karena kalau mau ngikutin porsinya otak manusia (yang notabene cuma terpakai 10%), yang muat Cuma pengetahuan. Apa yang bisa diterima sama indera-indera kita, yang sudah ada, dan tinggal kita kenali lebih detil, kita pilah dan kita golongkan. Terbatas sama hal-hal yang sudah ada. Existing. Sedikit lebih maju dari pengetahuan, ada imajinasi, yang sebenarnya juga berakar dari pengetahuan. Melalui apa yang sudah kita kenal dan kita alami, kita mix and match lah hal-hal itu, jadi sesuatu yang mungkin belum ada saat ini. But those are all within our brain’s capacity. Perceive, create and re-create.
Nah, kalau bicara soal iman, ini artinya kita perlu bergerak lebih jauh dari otak kita. Iman bukan made in this world. Iman, ngga ada di otak manusia. Hm… atau mungkin ada, somewhere di 90% area yang selama ini belum pernah terpakai.
Pernah merasa yakin kalau orang itu adalah orang yang akan jadi pasangan hidup kita, regardless of all the terms and condition yang ngga terpenuhi?
Pernah merasa yakin kalau pilihan karir kita sepertinya harus belok ke arah yang kurang masuk akal?
Pernah merasa setengah mati pingin banget melakukan sesuatu yang salah tapi ujung-ujungnya tetep stay di tempat yang bener?
Well guys, gue rasa itu lah iman. Tumbuh dari pengetahuan tentang Tuhan dan pekerjaanNya. Diasah sama Roh yang mendampingi kita tanpa kelihatan. Yah, ini bagian tersulitnya memang… ngga keliatan… karena manusia punya atribut alami yang selalu ingin melihat, sebelum mau nerima.
I’ve lived for 38 years now. Udah liat banyak. Udah ngalamin banyak juga. Sekarang dunia lagi gonjang-ganjing karena perubahan begitu banyak, begitu drastis dan menakutkan… Apa yang dulu salah mendadak jadi bener. Dan sebaliknya. Yang dulu Cuma khayalan, sekarang kenyataan.
Panik?
Well… if you’re a mediocre human who believe in your 10% brain capacity only, surely you can’t help but to be panic.
Tapi ada kabar baik buat kamu yang sudah punya pengalaman sama imannya. No worries guys, those robots may replace humans with knowledge. But they can’t replace your wisdom. And they definitely knows nothing about faith and the unseen holy spirit.




No comments:

Post a Comment