Monday, April 26, 2010

Lit My Fire

Biarkan aku merenung sejenak. Di tengah-tengah hiruk pikuk kota berdebu. Di sela-sela kesibukan para pengejar karir. Akan kutanyakan pada hatiku, ‘kemanakah engkau melanglang hingga rasanya aku kosong?’
Pikiranku kedinginan ditinggal hati. Kini ia mendekam muram di bawah selimut kemalasan.
Kembalilah hatiku, hangatkan aku.
Seperti sebatang lilin engkau meleleh ‘tuk menerangi ceruk gelap dalam jiwaku.

Aku malu ingat janji-janji lalu. Kini mereka hanya gundukan cerita usang. Jauh tak tergapai. Ingin aku salahkan setiap insan yang melintas di depanku. Agar mereka tahu rasanya jadi aku. Aku cemburu pada burung-burung. Yang melayang bebas di langit, yang berkicau tiap fajar merekah, tak sehari pun kehilangan semangat.

Katakan padaku wahai Sahabat. Ke mana aku harus mencari. Pemantik api untuk lilinku.

No comments:

Post a Comment

Wake Up Call

Liat berita di TV pagi-pagi, lagi-lagi kasus anak bunuh ibunya. Satan is working hard indeed. And they talked about mental health. Peopl...