Dan imaji
tentang kemegahan serta keelokan mu tak juga murca dalam pikiranku
Seolah
dipatri ke dinding-dinding dalam kepalaku,
Sapak tempuhmu yang penuh liku
Namun tak kunjung padam wibawa dan kearifanmu
Sapak tempuhmu yang penuh liku
Namun tak kunjung padam wibawa dan kearifanmu
Meski tak
terpisah samudera,
Kita terpisah jarak yang hanya cahaya kartika di langit yang mampu menandai
Kita terpisah jarak yang hanya cahaya kartika di langit yang mampu menandai
Kalau
kubisa… ingin kusebrangi batasan dimensi waktu
'Tuk berjumpa dengan sosokmu
'Tuk berjumpa dengan sosokmu
Mendengar
sapamu yang hangat
Bak sinar mentari yang menyembul dari balik Mahameru
Bak sinar mentari yang menyembul dari balik Mahameru
Menyimak parasmu yang kerap larut dalam pemikiranmu
Yang menerawang melampaui langkah-langkah masa
Menyaksikan kegagahan dan keberanianmu
Membela idealisme negeri yang senantiasa kau dekap dalam relung sanubarimu
Kau, yang telah menjadi penanda kelahiran suatu jaman besar di untaian sejarah di khatulistiwa
Kini membeku di balik puing-puing candi dan arca mu
Seolah
kehidupan yang pernah kau sentuh tak pernah menggariskan makna dan arti…
Hanya goresan-goresan buram pada lempeng-lempeng batu dan lembaran serat dedaunan
Yang menyimpan bukti-bukti kejayaan dan keharuman namamu…
Yang kemudian membuatku bagai tersihir,
Mencari dan mencari… jejak dan bayanganmu yang tersisa,
'Tuk kugenggam dan kujadikan prasasti,
Tuk
mengingatkanku akan para insan
Yang dituntun oleh garis takdir
Menjadi contoh panutan bagi jiwa yang haus,
Yang merindukan kekalahan para lalim di tangan kebajikan...
Yang dituntun oleh garis takdir
Menjadi contoh panutan bagi jiwa yang haus,
Yang merindukan kekalahan para lalim di tangan kebajikan...